METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF
Judul Buku : Metodelogi Penelitian Kualitatif
Penulis : Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A.
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya Bandung
Tahun Terbit : 16 Mei 2018
BAB 1
Pondasi Penelitian Kualitatif.
Materi | Halaman | Hasil |
A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif | 2-6 | Penelitian Kualitatif (Kirk & Miller) bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertrntangkan dengan pengamatan kuantitatif yang melibatkan pengukuran tingkatan tertentu. Ada beberapa istilah yang dilibatkan, yaitu : Penelitian / inkuiri naturalistic/ alamiah ( menekankan pada akealamiahan sumber data) Penelitian kualitatif (Bogdan & Taylor) : prosedur penelitian yang mengahsilkan data dektiftif berupa data-data tertulis. (David Williams) : pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan menggunakan metode alamiah. (Denzim & Lincoln) : penelitian dengan meggunakan latar alamiah, dengan maksud manefsirkan fenomena yang terjadi dengan melibatkan berbagai metode yang ada. (Jane Richie) : menyajikan dunia social, perspektifnya didalam dunia social, dari konsep, perilaku, dan persoalan tentang manusia. Jadi, penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami fenomen tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian . |
B. Fungsi dan Pemanfaatan Penelitian Kualitatif | 7 | Pada awalnya subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami. Untuk keperluan evaluasi.Untuk memahami isu-isu yang sensitive.Untuk meneliti hali-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian. Meneliti sesuatu secara mendalam |
C. Karakteristik Penelitian Kualitatif. | 8-13 | Menurut Bogdan & Biklen ada 5 ciri, sedangkan Lincoln & Guba ada 10. Ini gabungan pengkajian dan sintesis 2 versi. Latar Alamiah Tindakan mempengaruhi apa yang dilihat, dan fenomena harus diteliti dalam keseluruhan. Manusia sebagai Alat (Instrument)Metode Kualitatif Yang mana metode ini dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, dan penelaah dokumen. Analisis data secara Induktif. Analisis ini dapat digunakan dengan beberapa alasan, yaitu : menentuka kenyataan jamak yang terdapat dalam data, membuat hubungan peneliti-responden menjadi akuntabel, dapat dikenal dab akuntabel, dapat menemukan pengaruh tajam dalam mempertajam hubungan-hubungan. Teori dari Dasar (Grounded Theory) Teori yang berasal dari bawah ke atas, yang mana sejumlah data yang banyak dikumpulkan saling berhubungan. Deskkiftif Data yang dikumpulkan adalah kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Lebih mementingkan proses daripada Hasil.Adanya batas yang tetntukan oleh focus. (menentukan batas-bats penetilitan)Adanya kriteria khusus untuk absahan data, seperti validitas, reabilitas, dan objektifitas.Desain yang sifat sementara Tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. |
D. Landasan Teoritis Penelitian Kualitatif | 14-29 | Landasan teoritis bertumpu mendasar pada fenomenologi. Fenomenologi diartikan sebagai : pengalama subjektif, pengamalan fenomenologikal. Secara khusus ini menace pada penelitian terdisplin tentang kesadaran. Fenomelogi kadang digunakan sebagai perspektif filosofi untuk pendekatann kepada pengalaman-pengalaman seujektif manusia dan inrtprestasi dunia. Fenomenologi berasumsi bahwa kesadaran bukanlah dibentuk karena kebetulandan dibentuk bukan dari lainnya meliankan dari didri sendiri. Teori ini membagikan isu-isu Bahasa sejauh manakah diberikan oleh peran utama dalam membentuk pengalaman. Interaksi Simbolik Pendekatan ini berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran,yang mana penafsiran itu harus dipaha I pengertiannya dan menjadi esensial. Kebudayaan usaha untuk menguraikan kebudayaan dan aspek-aspeknya disebut etnografi. Etografi dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku manusia dengan jaln menuraikan apa yang diketahui mereka yang membolehkan mereka beperilaku secara baik sesuai dengan common sense dalam masyarakat. Etnografi dikenal dengan “thick description”. Etnograf jika menguji kebudayaan menurut perspektif ini ialah penafsiran terhadap kehidupan, seperti akal sehat yang rumit dan sukar dipisahkan suatu dari yang lain. Teori etografi mengalami Bersama pengertian bahwa pemeran kebudayaan meperhitungkan dan menggambarkan pengertian baru. Etnomologi Metode ini menujuk pada mata pelajaran yang diteliti. Etnomologi adalah studi tentang individu meciptakan dan memahami kehidupan sehari-hari. Subjeknya ialah orang-orang dalam macam situasi pada masyarakat. Ethnometolog berusaha memahami bagaimana orang-orang melihat, menerangkan dan mengurai keteraturan dunia mereka. Etnografi Penelitian ini merupakan penelitian terbanyak dari bidang antropologi. Pendekatan etnografis secara umum adalah pengamatan berperan sebagai penelitian lapangan , dengn mencatat secara serius dab diperoleh secara memanfaatkan catatan lapangan. |
BAB II
Paradigma Penelitian Kualitatif
Materi | Halaman | Hasil |
A. Paradigma Penelitian Kualitatif | 49-55 | Paradigma (Bogdan & Boklen) ialah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang Bersama, konsep dan proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian. . paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian & hubungannya) dan baigmana bagian-bagian berfungsi. (Kuhn) dalam The Stucture of scientific revolutions, paradigma ialah contoh yang diterima tentang prakrik ilmiah sebenarnya, contoh-contoh termasuk hokum, teory, aplikasi dan intrumensi secara Bersama-sama yang menyediakan model yang darinya tradisi yang koheren dari penelitian ilmiah. Ada macam-macam paradigma, tapi yang mendominasi yaitu dari ilmu pengetahuan “Scientific paradigm”. Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan fenomenologis. Menurut (Lincoln & Guba), ada 5 aksioma, yaitu : Hakikat kenyataan (ontologi) Ontology dapat dibentuk secara jamak, yang dapat diteliti secara holistic. Hubungan antara pencari tahu dan yang tahu. Menurut Positivisme, pencari tahu & objek inkuiri adalah bebas, yang mana membentuk dualism yang diskrit. Menurut alamiah : pencari tahu dan objek inkuiri berinteraksi sehingga saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Kemungkinan generalisasi Mengembangkan tubuh pengetahuan yang indografik dalam hipotesis tentang kasus perorangan. Hubungan kualitas Tentang hasil akibat yang sesungguhnya. Peranan nilai inkuiri (aksiologi) Nilai-nilai dapat dijamin oleh kebaikan pelaksanaan metode objektif. |
B. Beberapa Segi Suatu Teori | 56-66 | Pengertian dan Fungsi Teori Teori (Snelbecker), sebagai perangkat proposisi yang berinteraksi secara sintaksi secara logis dengan dasar data yang dapat diamati. (Glaser dan Strauss), rumusan teori dari dasar dengan data yang diperoleh secara analitis dan sistematis melalui metode komparatif. Segi Fungsi Teori dari 2 pendapat ( Snelbecker dan Glaser & Strauss), mempunyai persamaan dalam fungsi teori guna menjelaskan dan meramal fenomena. Perbedaannya terletak pada pandangan hipotesis bagian dari periferi. Bentuk Formasi Teori Menurut (Glaser & Strauss) penyajian dibagi menjadi 2, yaitu : Dalam bentuk proposisi atau dalam bentuk proposisionalDalam bentuk diskusi teoritis yang memanfaatkan katageri konseptual dab kawasannya. Teori Subtantif dan Teori Formal Teori Subtantif adalah teori yang dikembangakan untuk keperluan subtantif atau empiris dallam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, seperti sosiologi, antropologi, dan pasikologi. Teori ini diperoleh melalui perbandingan antar kelompok. Teori ini membantu usaha pembentukan teori formal (dari dasar) dan membantu reformulasi teori yang sudah ada, atau sebagai penghubung yang strategis dalam memformulasikan, menyusun dan menyusun teori formal atau dasar data. Teori Formal adalah teori untuk keperluan dan disusun secara konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengertahuan. Contoh : sosiologi . Perbedaan kedua teori ini pada derajat keumuman sehhingga sering terjadi penggunaan kedua macam teori. Unsur Teori Unsur ini dbentuk dari hasil perbandingan analisis, seperti : Kategori konseptual dan kawasannyaHipotesis Integrasi ( panduan unsur-unsur teori sehingga lebih bermakna dan lebih kompak). |
C. Penyusunan Theory | 67-71 | Diuraikan menjadi Penyusunan Teori formal, kegunaan dan verifikasi teori. Penyusunan teori formal dan kegunaannya Dilakukan secara langsung atau tidak langsung (dengan teori subtantif). Teori formal tidak langsung ada 2 : teori fomal satu bidang ( bersala dari teori subtantif dan berasal hanya dari satu bidang subtantif ) & teori formal dua bidang ( merupakan metode terbaik dalam menyusun teori formal berdasarkan teori subtantif dengan menggunakan logika). Kegunaan Teori Formal, yaitu : untuk menguji teori dari para ahli, melalui cara konvensional, menganalisis secara sitematis, membandingkan hasil-hasil penelitian melalui arahan dan bimbingan teori pokok. Verivikasi teori Menguji relevansi kategori-kategori yang berlaku dengan jalan pervandingan data melalui pengecekan secara eksplisit dan berkesinambungan. |
D. Penyusunan Theory-Dari-Bawah “TDB” | 72-74 | Menurut (Pandit), ada 3 unsur dalam TDB, yaitu : Konsep (satuan kajian dasar karena hal itu dibentuk dari konseptualisasi data, bukan data itu sendiri , yang berdasarkan hal teori itu sendiri). Kategori (kumpulan yang lebih tinggi dan lebih abstrak dari konsep yang mereka wakili). Proposisi (menu njukan kepada hubungan-hubungan kesimpulan). |
E. Persoalan yang berkaitan dengan Teori | 75-87 | Ada empat persoalan yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan penyusunan teori, yaitu : generalisasi, Kausalitas, Emik-Etik. Persoalan Generlisasi Menurut (Lincoln & Guba), konsep dasar generalisasi yaitu mempertahankan niali-nilai yang terletak pada kemampuan mengatur usaha meramalkan dan mengontrol. Kausalitas Konsep penelitian yang berusaha mencari sebab-akibat yang berasal dari penelitian klasik yang lebih banyak memberikan perhatian, terutama pada latar eksperimental. Pendekakatan Emik dan Etik Pendekatan Emik ialah esensi yang sahih untuk satu Bahasa atau satu kebudayaan pada satu waktu tertentu, dengan mengungkapkan dan menguraikan pola suatu Bahasa atau kebudayaan tertentu atau peneliti berasumsi bahwa perilaku manusia terpola dalam sistem pola itu sendiri dengan tujuan mengungkapkan dan menguraika sistem perilaku Bersama satuan strukturnya dan kelompok structural satuan itu. Pendekatan Etik terdiri atas kumpulan rumit antara tujuan dan prosedur. Identitas Identitas pada pendekatan etik adalah unsur-unsur yang tercatat scara sitematis dan dikemukakan oleh analisis sebagai kerangka semua kebudayaan atas dasarpengalaman umum sebelum ia memulai kegiatan analisis meiknya dalam suatu kebudayaan tertentu. |
BAB 3
Perumusan Masalah Penelitian Kualitatif
Materi | Halaman | Hasil |
A. Pembatasan Masalah Studi Melalui Fokus | 92-97 | Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada suatu focus, yang mana menurut (Lincoln & Guba) bergantung pada paradigma yang dianut oelh peneliti. Penetapan focus atau masalah dalam penelitian akan dipastikan sewaktu peneliti sudah berada diaran atau lapangan penelitian. |
B. Model Perumusan Masalah ) | 98-108 | Adapun contoh model perumysan masalah, seperti : menelaah suatu peristiwa, mempelajari, pertanyaan-pertnayaan, dan lainnya. |
C. Analisis Perumusan Masalah | 109=112 | Pengkajian model-model ini dikaji dalam enam patokan. Kriteria Analisis, meliputi :Definisi masalahUraian bantuk penelitain, apakah dekriftip saja atau deskrifti[ deisetai pertanyaan penelitian, atau bentuk pertanyaan penelitian saja?.Tegasan mengenai pembatasan studi. Kajian dan Temuan Yang mana mengarahkan kepada suatu keperluan untuk menetapkan adanya prinsip-prinsip perumusan masalah yang akan diuraikan. |
D. Prinsip-prinsip Perumusan Masalah | 112-118 | Prinsip ini disajkan sebagai pegangan bagi para peneliti dalam rangka merumuskan masalah, dan bersifat luwes, artinya dapat-tidaknya digunakan seluruh atau sebagian prinsip diserahkan kepada peneliti atau dosen untuk memanfaatkannya. Pengajuan prinsip-prinsip perumusan masalah sebagai berikut : Prinsip yang berkaitan dengan teori dari- dasar Yang mana terori guna sebagai acuan utama. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah. Bermaksud menunjang upaya penemuan dan penyusunan teori subtantif (teori ynag bersumber dari data). Prinsip Hubungan faktor Yang mana faktor dapat berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena. Focus sebagai wahana untuk membatasi studi Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi EkslusiPrinsip yang berkaitan dengan bentuk dana cara perumusan masalah. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah. Maksudnya adalah kedudukan untuk rumusan masalah diantara unsur-unsur penelitian lainnya yang berkaitan erat, seperti ; latar belakang masalah, tujuan, dan acuan teori. |
E. Langkah-langkah Perumusan Masalah | 119-122 | Adapun berbagai masacm langkah-langkah yang dapat digunakan dalam perumusan masalah., seperti ; Langkah 1 : tentukan focus penelitian Langkah 2 : cari faktor yang berkaitan dengan focus (subfokus) Langkah 3 : adakan pengkajian menarikn urntuk ditelaah. Langkah 4 : kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan focus penelitian. |
BAB 4
Tahap-Tahap Penelitian
Metode | Halaman | Hasil |
A. Tahap Penelitian Secara Umum | 127-148 | Tahap Pra-LapanganMenyusun rancangan penelitian (ada diBab 7)Memilih Lapangan Penelitian 9seperti teori formal dan non formal/ dibab 2)Mengurus perizinan didaerah yang akan diteliti. Menjajaki dan menilai lapangan Penjajakn dan penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila peneliti sudah membaca terlebih dahulu dari kepustakaan atau mengetahui orang dalam situasi dan kondisi daetah tempat penelitian dilakukan, dengan maksud berusaha mengenal unsur lingkungan social fisik, dan keadaan alam. Memilih dan memanfaatkan informan. Informan digunakan untuk membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkun dapat membenamkan dalam kontrks setepat terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi atau untuk mengetahui informadi situasi dan kondisi latar penelitian. Menyiapkan perlengkapkan penelitian.Persoala etikan penelitian Selain fisik, mental pun perlu diperhatikan. Tahap Pekerjaan-LapanganMemahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri, seperti ; pembatasan latar dan peneliti. Hendaknya mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup. Penampilan. Hendaknya menyesuiakn penampilan dengan kebiasan, adat, tata cara, dan kultur, latar penelitian. Pengenalan hubungan peneliti dilapangan.Menjalin keakraban antara subjek dan peneliti yang dibina. Jumlah waktu studi. Peneliti perlu menentukan pembagian waktu agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Memasuki LapanganKeakraban Hubungan (subjek dengan peneliti )Mempelajari Bahasa (baik symbol-simbol)Peranan Peneliti Petumjuk cara pengiat data Tidak hanya dengan catatan kecil, tetapi dapat juga dengan alat perkam suara, atau lainnya. Tahap Analisi Data Tahap ini dibahas diprinsip pokok, tetap tidak akan dirinci bagaimana cara analisis data yang dilakukan karena ada bab khusus yang membahasnya di bab selanjutnya. |
B. Tahap Penelitian Secara Siklikal | 148-151 | Model ini menggambarkan bahwa proses penelitian mengikuti suatu lingkaran. Contoh proses penelitian dan analisis data menurut Spraydley ; Pengamatan desdiriktif.Analisis Domain[engamatan TerfokusAnalisisPengamatan TerpilihAnalisis KomponenAnalisis temaAnalisis dan interprestasi DataAnalisis Data Ada empat tahap analisis yang diselingi dengan pengumpulan data ; Analisis Domain Analisis dengan pengamatan/wawancara, atau pengamatan dekriftif yang terdapat dalam catatan lapangan yang dapat dilihat didalam buku lempiran. Analisis Taksonomi Analisis dengan wawancara atau pengamatan terpilihuntuk memperdalam data yang telah ditemukan melaui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Analisis Kompone Analisis dengan cara memilih dimain yang akan dianalisis, mengidentifikasi seluruh kontras yang telah ditemukan, menyiapkan lembar paradigma, mengidentifikasi kontras yang dua nilai. Analisis Tema Seperangkat [rosedur untuk memahami secara holistic pemandangan yang sedang diteliti. Interprestasi Data Merupakan upaya untuk memperoleh arti atau makna yang lebih mendalam dan luas terhapat hasil penelitian yang sedang dilakukan. |